Lokomotif CC 206 adalah lokomotif diesel elektrik terbaru milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) buatan General Electric Transportation, Amerika Serikat. Lokomotif ini memiliki 2 bogie dengan konfigurasi C-C (Co'Co'), yaitu 3 buah roda penggerak di setiap bogie-nya.
Perbedaan dengan lokomotif diesel elektrik GE lainnya dengan jenis yang sama adalah lokomotif ini memiliki 2 kabin masinis di ujung muka dan belakang seperti halnya lokomotif di Eropa pada umumnya.
Perbedaan dengan lokomotif diesel elektrik GE lainnya dengan jenis yang sama adalah lokomotif ini memiliki 2 kabin masinis di ujung muka dan belakang seperti halnya lokomotif di Eropa pada umumnya.
Lokomotif CC 206 diperuntukkan untuk angkutan barang dan penumpang di Pulau Jawa dan akan didatangkan juga ke Sumatera Selatan pada tahun 2016.
Lokomotif CC 206 lebih canggih dibandingkan lokomotif GE sebelumnya, dengan tenaga lebih besar dan tingkat emisi gas buang lebih rendah. Mengingat berat lokomotif ini 90 ton dengan beban gandar sebesar 15 ton, maka jalur rel di Jawa juga disesuaikan untuk mengakomodir lokomotif ini.
Lokomotif CC 206 lebih canggih dibandingkan lokomotif GE sebelumnya, dengan tenaga lebih besar dan tingkat emisi gas buang lebih rendah. Mengingat berat lokomotif ini 90 ton dengan beban gandar sebesar 15 ton, maka jalur rel di Jawa juga disesuaikan untuk mengakomodir lokomotif ini.
Sejarah kedatangan CC 206
Awal mula lokomotif berkabin ganda dapat dilacak dari keberadaan lokomotif-lokomotif yang sudah berumur seperti CC 200,BB 301, BB 304, dan BB 305 CFD. Namun, semua lokomotif itu sudah berumur lebih dari 30-40 tahun dan banyak dilakukan pengafkiran/perucatan terhadap lokomotif itu (apalagi CC 200 sudah berumur di atas 60 tahun dan seluruh BB 305 telah dirucat). Lokomotif berkabin ganda tersebut didesain agar tidak perlu diputar di pemutar rel (turntable) sebelum beroperasi menarik rangkaian kereta.
Pada dekade 2000-2010-an, ide muncul dalam diri perusahaan PT KAI, bagaimana jika PT KAI memiliki lokomotif yang kuat, berkabin ganda, dan dilengkapi teknologi komputer semacam GE BrightStar™ Sirius yang sebelumnya ada pada lokomotifCC 204, juga memiliki layar display canggih karena meskipun telah terkomputerisasi, CC 204 belum memiliki layar display seperti CC 206. Selain itu, dengan berkabin ganda, lokomotif itu tidak perlu lagi diputar di atas pemutar rel.
Pengadaan CC 204 selama beberapa tahun terakhir juga kurang efisien, karena per tahunnya hanya sedikit lokomotif diproduksi tetapi kebutuhan lokomotif cukup banyak. Akhirnya, ide pemesanan lokomotif CC 206 ke General Electric muncul pada tahun 2010 untuk menambah jajaran armada PT KAI dan akan digunakan untuk angkutan barang di Pulau Jawa. Juga pemesanan lokomotif kali ini tidak sedikit-sedikit seperti CC 204, melainkan dengan jumlah banyak, menjadi rekor pemesanan lokomotif terbanyak PT KAI karena pengadaan lokomotif kali ini mendatangkan 100 unit dalam 1 tahun saja meskipun datang dalam beberapa batch, tidak seperti CC 204 yang butuh waktu lebih dari 5 tahun sampai ke 37 unit lokomotif tersebut selesai diproduksi.
Video CC 206 Ft Kereta Api Ketel Pertamina :
Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2012 dipesanlah lokomotif CC 206 (CM20EMP) sebanyak 100 unit sekaligus ke General Electric Transportation tanpa bogie. Bogie dirakit oleh PT Barata Indonesia (Persero). Sesudah sampai di pelabuhan Tanjung Priok, loko-loko itu akan dibawa ke Balai Yasa Yogyakarta untuk pasang bogie sebelum kemudian beroperasi mulai tahun 2013.
Mulai tahun 2015, lokomotif CC 206 akan didatangkan lagi dengan jumlah 50 unit [1] dengan rincian 30 unit turun di Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2015 dan 20 unit turun di Pelabuhan Panjang pada tahun 2016. Saat ini 15 unit lok CC206 generasi kedua telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dan sudah dibawa ke Balai Yasa Yogyakarta untuk pengetesan. Dengan tibanya lokomotif CC 206 generasi kedua, maka akan ada 150 unit CC 206, yang jumlahnya melebihi CC 201 (144 unit, 131 beroperasi, 7 dijadikan CC204, 6 rusak).
Desain, mesin, spesifikasi, perangkat elektronik, dan kelebihan
Desain bentuk lokomotif
CC 206 dibuat saat PT KAI membutuhkan lokomotif double cabin, maka GE membuat lokomotif double cabin ini dengan desain yang mirip beberapa lokomotif GE baik itu di Indonesia maupun bukan. Desain kepala dan body CC 206 sangat mirip dengan salah satu lokomotif GE yaitu British Rail Class 70 seri GE PowerHaul yang beroperasi di Britania Raya, tetapi CC 206 menggunakan 2 kaca depan, yang mengikuti lokomotif CC 203. Sedangkan lampu lokomotifnya masih mengikuti desain lok GE sebelumnya yang beroperasi di Indonesia. Bentuk pintu masuk kabinnya mirip dengan yang ada di CC 203.
Mesin, spesifikasi lokomotif, dan perangkat elektronik
Mesin lokomotif CC 206 adalah GE 7FDL-8 versi terbaru yang emisinya setingkat dengan emisi lokomotif Dash-9 di Amerika Serikat, dengan daya mesin sebesar 2250 hp, setara dengan tenaga keluaran lokomotif CC 202, dan 100 daya kuda lebih tinggi dari tenaga keluaran lokomotif CC 203 (2150 hp). Sedangkan untuk perangkat elektroniknya menggunakan komputerGE BrightStar™ Sirius yang dipadukan dengan layar monitor GE Integrated Function Display™ (GE IFD) seperti yang ada di lokomotif Dash-9. Ini menjadikan CC 206 merupakan lokomotif dengan layar monitor komputer kendali kedua di Indonesia setelah CC 205, dan lokomotif GE pertama di Indonesia dengan teknologi layar display tersebut. Lokomotif ini juga menggunakan klakson yang berbeda dari lokomotif sebelumnya, yang membuat lokomotif ini dijuluki "Si Puong". Daya angkut lokomotif ini bisa mencapai 30 gerbong barang, dan 16 gerbong penumpang untuk satu lokomotif penarik.
Alokasi CC 206
Lokomotif CC 206 generasi pertama ditempatkan di hampir seluruh dipo induk lokomotif yang ada di Pulau Jawa untuk angkutan barang maupun penumpang. Di Jawa, hanya Dipo Induk Madiun dan Dipo Induk Jember yang tidak memiliki lokomotif CC206.
CC 206 mulai ditugaskan membawa KA penumpang terutama KA penumpang dengan rangkaian panjang dan KA penumpang yang di perjalanan harus memutar lokomotif untuk berbalik arah sejak dimutasinya lokomotif CC 204 generasi kedua ke Pulau Sumatera.
Sebelumnya, CC 206 hanya berdinas sebagai lokomotif penarik KA barang saja. Saat ini lokomotif CC 206 dialokasikan untuk menarik semua jenis kereta, baik kelas eksekutif, bisnis, ekonomi jarak jauh bahkan lokal, maupun kereta barang, meskipun prioritas utama adalah menarik kereta barang, khususnya kereta rangkaian panjang dan kereta kelas eksekutif.
Kini, mayoritas lokomotif CC 206 berada di Dipo Lokomotif Sidotopo, Surabaya. Terdapat 34 lokomotif CC 206 di sana. CC 206 sebagian besar berada di Sidotopo karena depot ini memiliki banyak lok CC 201 generasi pertama yang (mungkin saja) akan pensiun, maka CC 206 didatangkan untuk menggantikannya.
Khusus untuk CC206 batch II, mulai dari nomor CC206 15 01 sampai 11 dialokasikan di Jawa, sementara mulai dari nomor CC206 15 12 sampai 39, akan dialokasikan di Dipo Kertapati, Palembang, yang berada di wilayah Subdivre III.1 Sumatera Selatan, meskipun beberapa lokomotif yang telah tiba diuji terlebih dahulu di Jawa. Pengiriman lokomotif dari Jawa ke Lampung dimulai bulan Januari 2016, dengan 5 unit setiap pengiriman.
Nomor CC206 16 01 sampai 11 yang kini sudah tiba di Indonesia rencananya akan dialokasikan di Dipo Tanjung Karang, Bandar Lampung, yang berada di wilayah Divre IV Tanjung Karang. Di Sumatera Selatan, lokomotif CC206 difokuskan untuk menarik kereta api barang, khususnya batu bara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar